Selama ini Dewan Masjid Indonesia telah melakukan registrasi terhadap masjid-masjid, setiap masjid diberikan nomor registrasi masjid namun system yang ada tersebut terbatas dan tidak dapat menampung lagi data baru dengan adanya kenyataan bahwa jumlah masjid terus bertambah.
Adanya masjid-masjid baru disetiap RW, Kelurahan, kabupaten ataupun propinsi tidak dapat diakomodir dengan penomoran yang telah berjalan selama ini karena keterbatasan system sehingga perlu disusun penomoran baru.
System yang lama tidak sesuai dengan program mekanisasi/ komputerisasi masjid sehingga perlu disesuaikan.
Nomor Pokok Masjid (NPM) diperlukan untuk melengkapi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Kartu Jamaah Masjid (KJM)
Menjadikan masjid untuk dapat diarahkan sebagai “Islamic Centre” seperti yang terjadi di jaman Rasulullah SAW.
Mempersiapkan masjid untuk menjawab tantangan globalisasi yang akan melanda masjid dan umat Islam Indonesia.
NOMOR POKOK MASJID
Setiap Masjid harus mencatatkan keberadaannya kepada yang berwenang dalam hal ini adalah Dewan Masjid Indonesia yang berdomisili di Masjid Istiqlal atau Dewan Masjid Daerah yang berdomisili di Masjid Propinsi. Dengan pencatatan ini maka masjid akan diberikan nomor registrasi yang disebut dengan nama Nomor Pokok Masjid (NPM) yang dikeluarkan secara terpusat oleh Dewan Masjid Indonesia.
Sebelum masjid dibangun seyogyanya panitia pembangunan masjid berkonsultasi dengan Dewan masjid Indonesia atau Dewan Masjid Daerah agar pembangunan masjid dapat dilaksanakan lebih optimal misalnya jangan sampai terjadi untuk jarak lokasi yang tidak terlalu jauh terdapat beberapa masjid sehingga akan berakibat bersaing menarik jamaah.
Selain itu sebaiknya telah dapat diperoleh ijin Pembangunan Masjid dari Dewan Masjid Indonesia. Dewan Masjid Indonesia akan mengeluarkan Nomor Pokok Masjid setelah masjid selesai dibangun dan diketahui seluruh struktur bangunan masjid dan fasilitas penunjang yang tersedia.
STRUKTUR NOMOR POKOK MASJID
Nomor Pokok Masjid atau NPM merupakan identifikasi masjid. Dalam NPM ini mencantumkan identifikasi mengenai jenis atau strata masjid, lokasinya dan nomor urut.
Strata masjid telah ditetapkan menjadi tujuh klasifikasi yaitu :
- Masjid Negara disebut sebagai masjid Negara dan Istiqlal ditetapkan sebagai satu-satunya masjid negara.
- Masjid Akbar dengan status masjid Nasional.
- Masjid Raya dengan status masjid Propinsi.
- Masjid Agung dengan status masjid Kabupaten.
- Masjid Besar dengan status masjid Kecamatan.
- Masjid Jami’ dengan status sebagai masjid Kelurahan
- Masjid
Selain masjid dikenal juga musholla. Perbedaan antara masjid dan musholla adalah untuk masjid selalu dipergunakan untuk melakukan sholat Jum’at secara terus menerus dan tidak mengenal hari libur senantiasa ada pelaksanaan sholat Jum’at. Sedangkan musholla bangunannya relatif kecil dan tidak diadakan sholat Jum’at kalaupun diadakan biasanya hanya darurat dalam kegiatan sehari-hari dan tidak dalam hari libur sedangkan kalau libur tidak dilakukan sholat Jum’at.
Nomor Pokok Masjid terdiri dari 11 digit yaitu :
- digit 1 = Jenis masjid
- digit 2-9 = Lokasi
- digit 10-11 = Nomor urut yang terkait dengan lokasi dan jenis masjid
Digit 1 adalah : Jenis masjid terdiri dari 1 digit yang disi dengan huruf berdasarkan tipe masjid yaitu :
- Masjid Negara = tipe A
- Masjid Nasional = tipe B
- Masjid Propinsi = tipe C
- Masjid Kabupaten = tipe D
- Masjid Kecamatan = tipe E
- Masjid Kelurahan = tipe F
- Masjid = tipe G
Digit 2-9 adalah : kode lokasi terdiri dari 8 digit.
Lokasi meliputi propinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan sebagai berikut :
Digit 2-3 adalah kode Propinsi[1] terdiri dari 2 digit dengan pengaturan sebagai berikut :
- 01 = propinsi
- 02 = propinsi
- 03 = propinsi
- 04 = propinsi
- 04 = propinsi
- 05 = propinsi
- 06 = propinsi
- 07 = propinsi
- 08 = propinsi
- 09 = DKI Jakarta
Digit 4-5 adalah kode kabupaten terdiri dari 2 digit dengan pengaturan sebagai berikut :
DKI Jakarta (09)
- 01= Kotamadya Jakarta Pusat
- 02 = Kotamadya Jakarta Utara
- 03 = Kotamadya Jakarta Barat
- 04 = Kotamadya Jakarta Selatan
- 05 = Kotamadya Jakarta Timur
Digit 6-7 adalah kode kecamatan terdiri dari 2 digit dengan pengaturan sebagai berikut ;
Kota madya Jakarta Pusat (09 01)
- 01 = Kecamatan Menteng
- 02 = Kecamatan Tanah Abang
- 03 = Kecamatan Gambir
- 04 = Kecamatan Kemayoran
- 05 = Kecamatan Cempaka Putih
- 06 = Kecamatan Johar Baru
Digit 8-9 adalah kode kelurahan terdiri dari 2 digit dengan pengaturan sebagai berikut :
Kecamatan Gambir (09 01 03)
- 01 = Kelurahan Gambir
- 02 = Kelurahan Petojo Utara
- 03 = Kelurahan Petojo Selatan
- 04 = Kelurahan Cideng
- 05 = Kelurahan Duri Pulo
- 06 = Kelurahan Kebon Kelapa
- 07 = Kelurahan Mangga Dua sei
- 08 = Kelurahan Karang Anyar
- 09 = Kelurahan Gunung Sahari Utara
- 10 = Kelurahan Pasar Baru
- 11 = Kelurahan Kartini
- 12 = Kelurahan Senen
Digit 10-11 (2 digit) : Nomor urut yang terkait dengan kode lokasi
Nomor Pokok Masjid Istiqlal adalah sebagai berikut :
A.09.01.03.10.01
- A = Tipe Masjid Negara
- 09 = DKI Jakarta
- 01 = Jakarta Pusat
- 03 = Kecamatan Gambir
- 10 = Kelurahan Pasar Baru
- 01 = Nomor urut yang terkait dengan tipe masjid dan lokasi maksimal adalah 99 masjid dalam suatu lokasi
Dalam melakukan penomoran masjid terlebih dahulu dilakukan pendataan masjid yang telah ada. Data ini sebenarnya telah ada di Dewan Masjid Indonesia meskipun belum lengkap karena belum semua masjid tercantum dalam direktori tersebut.
Setelah itu dilakukan pengklasifikasian dan menetapkan :
- Langkah pertama : Masjid mana yang akan dinyatakan sebagai masjid Propinsi. Setiap propinsi hanya memiliki satu masjid propinsi yang akan ditetapkan sebagai masjid Raya.
- Langkah Kedua : Masjid mana yang akan dinyatakan sebagai masjid Kabupaten untuk setiap kabupaten. Setiap kabupaten hanya memiliki satu masjid kabupaten yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai masjid Agung
- Langkah Ketiga : Masjid mana yang akan dinyatakan sebagai masjid Kecamatan. Setiap kecamatan hanya memiliki satu masjid kecamatan yang kemudian akan ditetapkan sebagai masjid Besar
- Langkah Keempat : Masjid mana ynag akan ditepakan sebagai masjid kelurahan. Setiap kelurahan hanya memiliki satu masjid Jami’. Sisa nya akan ditetapkan sebagai masjid saja.
Contoh :
Propinsi A terdiri dari 5 Kabupaten, 20 kecamatan dan 80 kelurahan dan mempunyai 250 masjid
Langkah pertama : menetapkan masjid Propinsi. Hanya satu masjid ynag akan ditetapkan sebagai masjid propinsi dan dinamakan masjid Raya
Langkah kedua : dari lima Kabupaten yaitu Kabupaten Barat, Kabupaten timur, Kabupaten Utara , Kabupaten Selatan dan Kabupaten Tengah masing-masing memilih satu masjid yang akan ditetapkan sebagai masjid Kabupaten dan menyandang nama Masjid Agung. Berarti nantinya akan ada 5 masjid Agung
Langkah ketiga : dari 20 Kecamatan masing-masing kecamatan menetapkan salah satu masjidnya menjadi masjid kecamatan dan menyandang nama Masjid Besar.
Langkah keempat : Dari 80 Kelurahan menetapkan masing-masing kelurahan sebuah Masjid Jami’. Sisa dari masjid akan menjadi masjid tanpa sebutan.
Jumlah masjid tanpa sebutan dan hanya menyandang nama masjidnya saja dipropinsi itu berjumlah 100-1-5-20 = 974 masjid. Misalnya, masjid At Taqwa
Langkah kelima menetapkan kualitas masjid yaitu dengan menetapkan bintangnya yaitu :
- Dalam Propinsi A penentuan bintang masjid propinsi dilakukan oleh Masjid Dewan Masjid Indonesia di Jakarta.
- Penentuan masjid Agung ditetapkan oleh Dewan Masjid Daerah
- Penentuan bintang untuk masjid Besar oleh Dewan Masjid Daerah
- Penentuan bintang untuk masjid Jami’ oleh Dewan Masjid Daerah
Dengan mengambil contoh DKI misalnya terdapat 5 masjid Walikota/Kabupaten maka penomorannya ditetapkan sebagai berikut :
- D.09.01. . .01 = Masjid Agung ……di Jakarta Pusat
- D.09.02. . .02 = Masjid Agung ……di Jakarta Utara
- D.09.03. . .03 = Masjid Agung ……di Jakarta Barat
- D.09.04. . .04 = Masjid Agung ……di Jakarta Selatan
- D.09.05. . .05 = Masjid Agung ….. di Jakarta Timur
Tambahan
[1]Sehubungan dengan banyaknya pemekaran propinsi maka pengkodean propinsi mengalami perubahan.
Kode Propinsi
1 | Sumatra | |
1.1 | Nanggroe Aceh Darussalam | |
1.2 | Sumatera Utara | |
1.3 | Sumatera Barat | |
1.4 | Riau | |
1.5 | Jambi | |
1.6 | Sumatera Selatan | |
1.7 | Bengkulu | |
1.8 | Lampung | |
1.9 | Kepulauan Bangka Belitung | |
1.10 | Kepulauan Riau | |
2 | Jawa | |
2.1 | Banten | |
2.2 | DKI Jakarta | |
2.3 | Jawa Barat | |
2.4 | Jawa Tengah | |
2.5 | Jawa Timur | |
2.6 | DI Yogyakarta | |
3 | Bali & NTT | |
3.1 | Bali | |
3.2 | Lombok | |
3.3 | NTB | |
3.4 | NTT | |
4 | Kalimantan | |
4.1 | Kalimantan Barat | |
4.2 | Kalimantan Tengah | |
4.3 | Kalimantan Timur | |
4.4 | Kalimantan Selatan | |
5 | Sulawesi | |
5.1 | Sulawesi Barat | |
5.2 | Sulawesi Tengah | |
5.3 | Sulawesi Selatan | |
5.4 | Sulawesi Tenggara | |
5.5 | Sulawesi Utara | |
5.6 | Gorontalo | |
6 | Maluku | |
6.1 | Ambon | |
6.2 | Maluku Barat | |
6.3 | Maluku Tenggara | |
6.4 | Maluku Utara | |
6.5 | Ternate | |
7 | Irian | |
7.1 | Papua | |
7.2 | Merauke | |
7.3 | Papua Barat |
*Sumber :http://memakmurkanmasjid.com/menu-top/pedoman/nomor-pokok-masjid/
0 komentar:
Posting Komentar